Vol 1:Chapter 01 – Bertahan Hidup Dulu, Sisanya Nanti!
Penerjemah : Indra.k
Editor : Dimas.ais
Sumber English : novelonlinefree.com
Editor : Dimas.ais
Sumber English : novelonlinefree.com
Sejujurnya, situasi saat kedua lenganku diikat di belakang seperti ini adalah pengalaman pertama bagiku. Perasaan tidak nyaman yang sulit untuk digambarkan … anggap saja bahwa hal itu akan membuatmu mati karena darah yang tidak mengalir.
Saat aku membuka mata, hanya kegelapan yang dapat kulihat dan begitu pula saat aku menutup mata. Hal pertama yang kupikirkan adalah aku telah menjadi buta.
Tentu saja, ada juga kemungkinan bahwa aku sedang terjebak diruangan kecil yang gelap. Setidaknya aku masih punya kacamata.
Oleh karena itu, rasa takut menghampiriku tanpa henti dan membuatku panik. Semua orang akan panik jika mereka berada di lingkungan yang gelap gulita, kecuali jika dirimu memang orang buta. Kurasa karena kehilangan penglihatanku, maka indra pendengaran dan penciumanku menjadi lebih tajam.
“Apa ada orang di sana?”
Aku mencoba memanggil seseorang, tapi tidak ada jawaban kecuali suara gema yg samar-samar.
“Apa ada seseorang di luar sana?”
Aku coba memanggil seseorang lagi, kali ini dengan suara yang lebih keras.
Kali ini ada balasan, tapi bukan sesuatu yang bagus. Bau busuk yang menyengat hidung ditambah dengan suara mendesis yang menyeramkan.
Dan kemudian, aku mendapatkan pukulan.
Aku pernah dipukuli berkali-kali dalam hidupku, tapi dipukul saat aku tidak bisa melihat ini pertama kalinya. Bahkan serangan itu mengarah ke kepalaku.
Itu tidaklah terlalu sakit, tidak sampai tingkat seperti di pukuli sampai mati, yah setidaknya. Jika kalian bertanya apa aku tidak pusing, aku benar-benar merasa pusing. Aku rasa itu jauh lebih buruk dari pada saat aku sedang mabuk terberat selama hidupku. Rasa pusing yang berlebihan sehingga membuatku pingsan.
Aku tidak tahu sudah berapa lama aku pingsan, tetapi ketika aku membuka mata, bau busuk dan suara mendesis sudah hilang. Aku merasa beruntung karena tidak mati, tapi mungkin bukanlah suatu keberuntungan. Pergelangan tanganku tiba-tiba terasa sakit. Ya benar juga, tanganku di ikat.
“Aku hanya hidup selama 20 tahun, ini bukan hukuman atas dosaku kan? Atau mungkin itu hukuman atas dosaku di kehidupan yang sebelumnya?”
Aku merasa lelah dan menghela napas. Keingginan untuk merokok, aku coba untuk mengambil sebungkus yg ada di saku bajuku, tapi bisa dengan keadaan kaki terikat. Aku tak bisa keluar dan meminta bantuan, itu hanya akan menarik perhatian orang yang memukulku. Jika aku tak bisa menggunakan tubuhku, mari kita gunakan otak untuk mencari tahu siapa yang melakukan hal ini padaku, jika seandainya aku bisa melarikan diri, aku akan langsung ke kantor polisi untuk melaporkan kasus penculikan ini.
Tapi sekarang aku pikir lagi tentang rencana itu, bukankah itu agak menakutkan?
Pertama, bau itu mengerikan. Rasanya tidak mungkin bagi manusia untuk mengeluarkan bau seperti itu kecuali mereka berniat melakukannya. Selanjutnya, suara mendesis. Itu tidak seperti seseorang membuat suara seperti itu, tapi itu terdengar seperti di sekitar tubuhnya. Dengan mengatakan itu dalam hati, aku juga tidak mendengar pintu dibuka. Itu berarti bahwa aku berada di daerah terbuka, dan bukan di ruangan tertutup.
Pemikiranku yang jenius! Panggil aku Detective C※nan!
Tetapi, apa gunanya mengetahui hal itu?
Selanjutnya, berdasarkan yang telah kuketahui, kemungkinan bahwa musuh bukanlah manusia menjadi lebih besar?
Tapi, tidak berada di ruangan tertutup itu menguntungkanku. Selama aku bisa melepas tali ini, aku memiliki kesempatan untuk melarikan diri.
Agh, seharusnya aku menghemat daya kerja otakku.
Meskipun aku merasa seperti akan mati, tapi perasaanku menjerit berontak untuk hidup. Tidak peduli jika aku buta, kakiku patah, atau tidak memiliki kesempatan untuk melihat orang yang penting dalam hidupku.
Aku hanya ingin hidup.
Tiba-tiba, seakan mendengar pemikiranku, bau mengerikan itu menusuk hidungku lagi. Aku tidak bisa berontak, karena aku rasa kedua tangan terikat tali di pinggangku.
Reaksiku adalah “Jangan bunuh aku, kumohon! Apa Apa tapi yang”Aku mengatakan kata-kata pengecut itu tanpa keraguan.
Hanya ada satu alasan untuk mengatakan itu: Aku tak ingin mati.
Namun, aku merasakan sepasang tangan melepas tali yang mengikat tanganku dan selanjutnya melepas tali yang mengikat kakiku. Aku tidak menggerakan ototku seperti aku seorang pemain akrobat yg berjalan di atas tali. Harapan, untuk bertahan hidup dan semangat. Kata-kata itu meresap ke dalam tubuh aku merasa seperti dipenuhi kekuatan.
Namun kenyataannya, aku hanya duduk di lantai. Aku memang di penuhi semangat, tapi karena aku terikat beberapa jam, aku tidak bisa menggerakan tanganku sama sekali.
“konoyaro''
Ketika aku mencoba menggerakan tanganku, aku langsung meneriakan kata itu dengan keras. Itu bukan karena lenganku sakit, tapi karena tali yang mengikat pinggangku di tarik ujungnya oleh seseorang. Jika harus menggambarkan kekuatannya, aku rasa itu melebihi kekuatan manusia, bisa dikatakan sekuat sepeda motor 125cc yang menarikku.
Otot-ototku berusaha melindungi tulang belakangku yang rapuh, menyebabkan kram otot yang menyakitkan ditambah dengan rasa sakit diseret di lantai. Sambil menggertakan gigiku, aku meletakan tanganku di kepala, agar melindunginya dari cedera berkelanjutan dan sesuatu seperti dinding. Mungkin karena pasir dan debu juga telah memasuki paru-paruku, rasa sakitnya seperti di neraka.
Karena tidak bisa lagi menahan rasa sakit, aku menjerit kesakitan.
Itu benar, aku berteriak. Aku bahkan tidak tahu manusia sepertiku mampu membuat suara seperti itu.
Satu-satunya hal yg membuatku merasa lebih baik bahwa hal itu tidak berlangsung lama. Bahkan jika itu berlangsung selama lebih dari 30 detik, aku yakin aku pasti mati.
Dan kemudian, hal baik lainnya terjadi Aku melihat cahaya!
Cahaya matahari yg sangat kuat membuat kepalaku pusing. Meskipun aku mungkin bodoh, tapi aku tidak buta! Mataku benar-benar dapat melaksanakan fungsinya.
Melihat tanganku, meskipun keduanya penuh luka goresan, setidaknya aku masih bisa menggerakan keduanya, melihat tubuhku, meskipun t-shirt favoritku hancur, setidaknya tulang belakangku tidak cedera, melihat kakiku, lututku tergores dan berdarah, tapi masih dapat berjalan dan bahkan melompat setelah sembuh!
Berbicara tentang melompat, akhirnya aku ingat tali yg mengikat kakiku…..
Mungkin karena aku disiksa sampai menjadi gila? Atau mungkin aku sedang mengalami mimpi buruk sekarang?
Talinya nampak seperti ular pada pandangan pertama, dan sekarang masih tampak seperti ular.
Tidak, beneran. Itu beneran ular sungguhan.
Garis-garis coklat pada ular (corak) nampak tidak begitu menarik. Setelah menelan ludah yg tersisa sedikit di mulut* dan melihat ke atas. Tali yang diikatkan ke pinggangku benar-benar tali yg tebal. Aku tidak tahu apakah itu sepotong kain atau bukan, tapi masalahnya tidak berhenti disitu. Masalah sebenarnya adalah ular ini memiliki pinggul…..
Apa Dia Memiliki Pinggul ????
Aku duduk tercengang saat melihat apa yg ada di hadapanku, saat aku coba memastikan bahwa yang kulihat itu sebuah kesalahan. Pinggul yang montok, oppai besar, postur yg seksi, wajah yg cantik, ular yang menggeliat dengan lidah mereka menjadi rambutnya dan tali di tangan.
Semua itu menunjukan ciri-ciri monster mitos, yang disebut “Medusa”.
Oke, sekarang aku tahu bahwa monster sungguhan ada didepanku, tidak ad cara atau pengalaman yang bisa digunakan untuk menangani ini sama sekali. Yang bisa kulakukan hanyalah berharap bahwa dia tidak memakan manusia.
Dengan kata lain “Bertahan hidup dulu, sisanya belakangan”(-__-)
Aku tidak mengucap sepatah katapun dan tetap diam – pria yang hampir mati.
Di juga tidak mengucap sepatah katapun dan tetap diam – Medusa yang mengikat pria yang hampir mati
Bulu binatang yang di lantai juga tidak mengucap sepatah katapun.
Matahari yang hangatpun tidak mengatakan apa-apa.
Hanya suara tetesan air dari suatu tempat bisa terdengar.
Aku melirik ke arah mata air di depanku dan merangkak mendekatinya. Sambil menolehkan kepala, melihat pemegang tali yg melihatku seperti sampah. Kupikir mencoba meminum air bukanlah niat untuk bermusuhan, aku menundukan kepala dan minum dari mata air.
Sumber mata air itu berasal dari tebing di atasnya. Air menetes dari batu protrusi ke dalam lubang kecil, membentuk sebuah mata air secara bertahap. Matai air ini juga dikelilingi oleh kerikil, mungkin dibuat oleh monster untuk mencegah pasir dan batu mengkontaminasi air.
Karena begitu hausnya, tegukan pertama air seolah-olah menguap ketika mencapai tenggorokanku. Aku terus minum meskipun air tersebut terasa aneh, tapi tetap saja aku terus minum sampai aku tidak merasa haus lagi. Lebih dari setengah dari mata air tersebut telah ku minum, ketika aku mengangkat kepala, aku melihat wajah monster tersebut berjarak 10 cm dari wajahku.
Meski aku terkejut, tapi aku tidak bergerak. Itu bukan karena aku tidak takut, tapi karena aku terlalu lelah untuk bergerak. Bahkan untuk mengganggukan kepalapun itu mustahil.
Sejujurnya, dia tidak benar-benar jelek. Dia memiliki wajah yg normal jika kau menatapnya lebih jauh. Mata sayunya nampak aneh dan hidungnya tidak terlalu mancung. Tapi tak disangka, bibirnya yang nampak tipis. Jika dia memakai makeup, ia akan nampak lebih cantik. Tanpa makeup-pun, dia masih nampak menarik. Wanita yang masih tetap cantik setelah melepas makeup mereka hanya sekitar 30% dari jumlah wanita di seluruh dunia.
Tentu saja, pendapat diatas yang aku berikan tidak termasuk bau tubuhnya.
Ahh… Apakah jiwaku sudah rusak sehingga menilai kecantikan monter betina?
Sama seperti bagaimana tubuhku menjadi lelah, otakku juga. Aku pikir bahwa otakku telah digunakan secara berlebihan, karena aku tidak tahu kenapa aku terbangun di tempat yang gelap sambil di ikat, dipukuli dan kemudian diseret sampai aku hampir mati oleh monster. Bahkan memiliki wajah feminim yang aku tidak tahu bagaimana ada satu yang tercipta…
Aku benar-benar mengantuk sekarang. Setidaknya ketika aku tidur, aku tak akan merasa takut.
Jika aku bisa membuat keinginan, maka aku masih ingin hidup ketika aku bangun. Nona Medusa, ah tunggu,, mari kita panggil Suster Sa untuk lebih akrab….
Selamat malam.
No comments:
Post a Comment