Vol 1:Chapter 07 – Harta Medusa
Penerjemah : indra.K
Editor :dimas.ais
Sumber English : novelonlinefree.com
Editor :dimas.ais
Sumber English : novelonlinefree.com
Saat aku memikirkan tentang monster yang menumpuk berton-ton harta karun, hal yang langsung terpikir olehku adalah seekor naga jahat. Akan tetapi yang ada di hadapanku, adalah Medusa yang sedang menunjukan tumpukan besar harta seolah-olah dia sedang memamerkan semuanya.
Untuk menyebutnya ‘tumpukan besar’, itu agak berlebihan. Sebenarnya, itu hanya berukuran beberapa meter persegi.
Selain itu ada beberapa tas yang sudah terisi dengan koin emas, ada juga berbagai aksesoris bergaya Eropa kuno mulai dari yang terkecil seperti bros sampai dengan yang besar seperti sebuah mahkota.
Yang paling menarik perhatian di antara semuanya adalah ‘Great Jewelled Sword’.
Pedang besar itu memantulkan cahaya bagaikan cermin, dan pada bagian gagang pedangnya terdapat hiasan yang terbuat dari logam. Apa yang paling menarik perhatianku, adalah permata hijau besar yang tertanam di dalam gagang pedang tersebut.
Jika pedang itu dimasukan ke dalam sebuah acara pelelangan barang, bukankah tidak pantas jika harganya hanya mencapai beberapa juta?
Aku mencoba untuk menarik pedang tersebut ….. Hmmm, untuk sesaat aku mampu menahannya, tapi berat pedang itu sedikit mengecewakan.
Jika aku memegangnya dengan satu tangan, mungkin aku tidak dapat menggunakan teknik pedang atau melakukan hack dengan mengunakan pedang.
Dan jika aku menggunakan kedua tanganku, semua gerakan yang bisa aku lakukan hanyalah melakukan hack dengan pedang.
Apakah itu berarti manusia di dunia ini, mereka mampu membawa pedang seperti ini di punggung mereka saat berkeliling?
Jangan mengatakan padaku omong kosong seperti itu! Terdapat batasan sejauh mana suatu hal dapat diterima secara logika dan itu sudah berlebihan!
Selanjutnya, para Black Merchat tidak terlihat kalau mereka mampu untuk menggunakan pedang semacam ini untuk berkeliling.
Pokoknya, mengenai harta yang membuatku tertarik seperti pedang ini, aku tentunya jauh lebih penasaran tentang bagaimana semua ini sehingga berakhir menjadi miliknya.
“Ini … hmm… dari mana ini berasal?”
“Oh. Ini ….. hmm …. didapat dari masa lalu.”
Menjawab pertanyaanku, dia mencoba untuk menyampaikan sebuah pesan kepadaku, dengan cara yang dapat dengan mudah untuk dipahami.
Setelah seminggu mempelajari bahasa, yang untungnya cukup efektif, aku mampu mengimbangi tingkat percakapan seperti itu dengannya, sebelumnya aku tidak berpikir kalau aku akan mampu untuk melakukan ini.
“Perang …. dulu?”
“Tidak, itu …. nnnn …”
Ketika aku tidak bisa mengerti apa yg dia katakan, dia akan memcoba melakukan yang terbaik untuk menjelaskan hal tersebut dengan menggunakan tindakan dan gerakan tangan. Seperti sekarang, dia menempatkan sebuah cincin di tanganku, dan kemudian mengambilnya kembali.
Apakah itu berarti menjarah?
Dalam otakku, sebuah skenario nampak sebagai berikut : Sekelompok petualang yang datang ke gua Medusa untuk menundukannya, akan tetapi mereka berubah menjadi batu sebagai hasilnya. Dengan demikian, peralatan-peralatan mereka menjadi pengganti piala kemenangannya.
Para Monster sangatlah kuat! Untuk dapat hidup bersama dengan seorang Monster, aku juga harus menjadi sangat kuat!
“Kau, sangat baik!”
Aku tidak tahu istilah untuk mengungkapkan ‘sangat kuat’, sehingga itu merupakan satu-satunya cara yang bisa kugunakan untuk memuji kekuatannya.
“Ah?”
Meskipun dia mungkin tidak mengerti kata-kataku, dia masih memberikanku sedikit senyuman.
Mmm eh,, ada sesuatu yang lebih penting dari hal itu. Daripada menjual harta ini untuk para pedagang, akan lebih baik jika ……
Sebuah Tableweres* mengkilap, dan gunting dengan tepin terbuat dari emas tampak seperti barang-barang yang digunakan oleh orang kaya. Karena benda-benda tersebut tidak bisa melayani tuan mereka yang sebenarnya, aku mungkin bisa mengambil kepemilikan benda-benda tersebut.
Oh benar, ada ‘Great Jewelled Sword’ juga. Aku tidak mungkin berharap bisa menggunakannya sebagai alat untuk pertahanan diri, akan tetapi nampaknya itu cocok sebagai alat untuk memotong pohon.
Setelah mimilih item yang tampak berguna, kami keluar dari tempat harta untuk kembali ke gua.
Kebetulan, gua itu sangat gelap, serta sempit, sehingga kami berdua keluar dengan cara yang aneh – aku memegang ujung ekornya saat dia memimpin jalan di depan.
Sebuah perasaan yang tidak bisa digambarkan muncul di dalam hati, seminggu sebelum ini, aku di seret di lantai gua yang sempit ini.
Hubungan diantara kami berdua benar-benar sudah berubah. Meskipun aku tidak mengerti alasan di balik dia mengikatku waktu itu, aku hanya bisa menunjukan pada diriku sendiri sebagai seseorang yang beruntung sehingga membuat sebuah perkembangan hubungan kami akhir-akhir ini.
Aku tidak memiliki kemampuan seperti sihir Medusa, juga kekuatan fisikku terlalu kuat. Untuk bisa hidup dengan Medusa lebih dari seminggu, bukankah seharusnya aku akan menyelesaikan archivement atau sejenisnya?.
Semua itu, berkat adanya Medusa?
Di mata orang normal, hidup bersama sesosok monster, dan bahkan berhubungan seks dengannya, aku pasti terlihat seperti orang gila. Namun, aku merasa kalau aku sejak awal hanya mengambil sebuah pilihan terbaik.
Aku sendiri berpikir kalau ‘tidak masalah asalkan aku bisa bertahan hidup’, dengan santainya aku memeluk sosok Gorgon yang cantik dengan satu tangan sambil memakan daging panggang.
Berbicara tentang daging panggang, aku menemukan sebuah ide aneh lainya.
Setelah menyalakan api di kompor, aku meletakan ‘Great Jawelled Sword’ di atas api dan meletakan potongan daging di sisi datar pedang.
Selesai! ‘Great Jaweled Sword’ pemanggang daging Mk.1!
Kata-kata itu semua muncul dalam imajinasiku. Sebenarnya ketika aku mencoba melakukan itu, banyak masalah muncul seperti : pedang begitu lambat memanas, dagingnya menempel di pedang, atau seluruh bagian pedang menjadi panas dan menjadi sulit ditangani ….
Akan tetapi ilmu pengetahuan dan manusia sama-sama hebat, dan pada akhirnya pedang itu dimasukan kedalam kategori sebagai kapak dan juga alat memanggang BBQ.
Pisau dan garpu, yang terlihat seperti terbuat dari perak, menjadi peralatan makanku. Meskipun aku berharap dapat menggunakan alat pemotong juga, namun sepertinya dia bahkan belum bisa menggunakan keduanya bersama-sama.
Gunting kecilnya sangat cocok untuk memotong bulu binatang. Oh, dan bros yang memiliki banyak batu berharga di atasnya? Aku mematahkan penjepit di belakannya dan menggunakannya sebagai tusuk gigi.
Hei,,, jangan menganggap kalau aku menyia-nyiakan harta karun. Kau harus mengerti bahwa menggunakan bros untuk hal itu tidak akan meningkatkan rasa nyaman saat aku melakukannya.
Begitulah, barang-barang yang bisa digunakan itu aku gunakan. Aku tidak menanyakan lebih lanjut tentang harta karunnya. Karena harta karun tersebut berasal dari hasil jarahan, benda-benda itu pasti memiliki banyak sejarah yang terjadi di masa lalu. Ketika aku memiliki pemahaman yang lebih baik tentang bahasa yang ada di dunia ini, aku mungkin akan bertanya kepadanya mengenai itu semua.
“Mari makan!”
Mendengan panggilanku, dia pun meluncur dengan ekornya dan menghampiriku.
Meskipun kami menyebutnya makan bareng, tetapi dia hanya bersandar di sampingku, sambil menunggu untuk diberi makan seperti bermain-main. Namun tetap saja, sepertinya dia cukup menikmatinya, jadi aku membiarkannya seperti itu.
Setelah mengolesi lemak dari kulit hewan ke sisi pedang, aku membersihkan jariku dengan bajuku (jangan memanggilku orang jorok, dalam ruang harta tidak ada yg namanya tisue). Sambil menunggu pedang tersebut memanas, aku membuka buku yang cukup tebal untuk belajar dengannya.
Terkadang ada saat di mana aku curiga apakah bahasa yang dia gunakan untuk berbicara itu adalah bahasa yang digunakan di dunia ini atau bukan. Tapi setelah melihat dia membaca kata-kata yang ada di buku itu dengan begitu lancar, semua itu memperlihatkan bahwa orang cupu sepertiku haruslah mempercayainya.
Selain mengandalkan buku itu, ada juga cara lain untuk belajar bahasa dunia ini dengan cepat. Yaitu jika aku tidak tau nama benda, aku membawa benda tersebut dan bertanya kepadanya bagaimana cara mengucapkannya. Contohnya, aku sudah berkomitmen untuk mengingat kata-kata untuk hewan berbulu, batu, kapak dan busur pendek.
Sayangnya, jumlah benda di gua ini terlalu sedikit, dan ada banyak kata dan istilah yang tidak mungkin dijelaskan menggunakan barang atau gerak tubuh.
Lagi pula, seberapa tebal pun buku itu, masih ada batasan untuk apa saja yang dapat diambil sebagai pelajaran. Namun mungkin saja isi buku itu akan benar-benar aku kuasai sepenuhnya suatu hari nanti. Untuk itu, aku harus menemukan cara lain untuk mempelajari bahasa.
Kemudian, aku menemukan bahwa nama buku tersebut adalah [Chronicle of the Kingdom], sebuah buku yang cukup populer bersisi tentang pengetahuan mengenai para monster sebagai topik utamanya.
Pada saat aku sedang memikirkan itu, akhirnya daging panggang siap. Menusuk potongan daging tersebut dengan mengggunakan garpu, aku memasukannya ke dalam mulutku. Rasanya jauh lebih enak dibandingkan saat dipanggang menggunakan tusuk sate. Rasa aneh dari kulit pohon sudah menghilang dan dagingnya matang secara merata.
Setelah melihat wajahnya yang terkejut begitu dia mencoba daging panggang tersebut, membuatku jadi sangat termotivasi.
Aku memang mewarisi darah seorang koki dari ayahku. Mengingat kembali tentang ayahku yang bekerja sebagai koki di sebuah hotel berbintang 5, dia pernah mengajariku bagaimana cara menyiapkan masakan.
Bahkan jika aku sekarang berada di dunia yang berbeda, aku masih dapat membuat sebuah masakan yang baik!
Ah, aku telah menyimpang. Lain kali ketika caravan black merchant datang ke kota, aku akan melihat apakah aku bisa membeli sebuah panci atau sesuatu seperti itu. Namun, bukankah masakan Cina dan daging panggang tidak benar-benar memiliki banyak hubungan, ya…….
Aku dapat mengisi perutku dengan cepat hanya dengan makan daging, tapi aku harus memakannya dalam jumlah yang banyak sekaligus. Karena daging girabbit hanya bisa mempertahankan kesegarannya selama 3 hari paling lama, ‘untuk memaksimalkan batas penggunaan sumberdaya’ aku menjadikannya sebagai alasan untuk pesta makan.
“Ah~ waktu makan memanglah yang terbaik.” Kataku sambil memilah gigiku.
Tetap saja, perutku sangat kenyang, jadi aku merasa ingin sedikit jalan-jalan. Aku ingin tahu apakah dia memiliki ide yang sama ….
“Err… bagaimana aku harus mengatakannya … berjalan? Kita jalan-jalan?”
Sambil mengucapkan kata-kata itu dengan canggung, aku menggunakan jari-jari tanganku untuk membuat sebuah isyarat berjalan.
“Berjalan?”
Rasanya nampak rambut ular miliknya juga membuat sebuah ekspresi bingung.
“Ya!”
Kali ini, izinkan aku untuk bergandengan tangan denganmu saat kita berjalan bersama melewati negri yang tidak kukenal ini.
Tidak ada yang lebih menyenangkan dari pada memegang tangan orang yang paling kau sayangi saat berjalan-jalan di hutan. Bagi setiap orang, pasti ada sesuatu hal yang lebih berharga dibandingkan harta karun mereka.
Paling tidak dalam posisiku, dia telah menjadi satu-satunya yang bisa aku andalkan. Tidak peduli seperti apa masa depan yang menanti kami, aku akan tinggal di sisinya sampai akhir.
No comments:
Post a Comment